KESENIAN

SELAMAT DATANG
DI BLOG LooKM4N G4R3NG.
BLOG INI TERLAHIR KARENA KEINGINTAHUAN DAN KEHAUSAN
TENTANG KESENIAN

Selasa, 01 Juni 2010

konsep naskah "badai sepanjang malam"

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Drama terlebih dahulu berkembang di dunia barat yang disebut drama klasik pada zaman Yunani dan Romawi. Pada masa kejayaan kebudayaan Yunani maupun Romawi banyak sekali yang bersifat abadi, terkenal sampai kini.

Dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Herman J. Waluyo menyebutkan bahwa “Drama” berasal dari bahasa yunani “draomai” yang brarti: berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tidakan atau action. Dan dalam segi-segi pelaksanaanyang ditatanya banyak sekali. Ia menata hubungan yang luas antara pengarang dengan kehidupan, pengarang dengan naskah, naskah dengan aktor, naskah dengan sutradara, pengarang dengan aktor, pengarang dengan sutradara, naskah dengan kemungkinan pementasan aktor dengan aktor, aktor dengan penonton, naskah dengan penonton, dan seterusnya.

Menurut pengertiannya “Teater” berasal dari bahasa Yunani dari kata “Theatron” yang mempunyai arti “Seeing Place” atau lebih dikenal dengan “Tempat tontonan”. Theatron pada zama Yunani dulu digunakan untuk menggambarkan bangku-bangku yang berputar setengah lingkaran dan mendaki kearah bukit yang berfungsi sebagai tempat duduk penonton ketika drama Yunani klasik berlangsung. (Yudiaryani, Dra. M. A. Panggung Teater Dunia. 2002).

Teater (Bahasa Inggris “theater” atau “theatre”, Bahasa Perancisthéâtre” berasal dari Bahasa Yunani “theatron”, yang berarti “tempat untuk menonton”) adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater sebagai ” yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain.” Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers play, improvisasi performance serta pantomim.

Sebenarnya letak perbedaan anatara Drama dan Teatet adalah terletak pada makna dan fungsinya. Drama lebih kepada bentuk sastranya atau tekstual sedang Teater lebih kepada pertnjukannya. Apabila kita mempelajari buku-buku pelajaran yang erat kaitannya dengan akting, dapatlah kita temukan persamaan yang menarik perhatian kita. Buku-buku teresebut menitik beratkan pada penggunaan ekspresi tubuh. Elemen-elemen ekspresi tubuh yang merupakan semacam tata bahasa ekspresi. Begitu pula tentang suara dan cara-cara pengucapannya disesuaikan dengan pikiran-pikiran, watak-watak dan susunan perasaan yang bersangkutan didalam peran.

Dalam masa sekarang banyak sekali aliran-aliran teater yang kita kenal, Baik yang absurd, realis, surealis dan tradisional. Sebagai karya sastra, bahasa drama adalah bahasa sastra karena itu sifat konotatif juga dimiliki. Pemakaian lambang, kiasan, irama, pemilihan kata yang khas, dan sebagainya berprinsip sama dengan karya sastra orang lain. Akan tetapi karena yang ditampilkan dalam drama adalah dialog, maka bahasa drama tak sebaku bahasa puisi, dan lebih cair daripada bahasa prosa. Sebagai potret atau tiruan kehidupan, dialog drama banyak berorientasi pada dialog yang hidup dalam masyarakat.

Sementara kalau kita kaji lebih mendalam lagi tentang aliran realis,banyak hal-hal yang masih belum kita pahami apa realis itu. Realis merupakan suatu realita atau kenyataan yang di angkat ke atas pangung.

Seni pangung bagi stanislavsky bukanlah tiruan , tapi adalah metamorfosis. Tujuannya tidaklah sekedar meyakinkan tapi mencipta. Subjeknya bukanlah kehidupan akan tetapi transendensinya.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini, ada beberapa masalah yang harus dijelaskan yang berkaitan dengan:

1) Analisa naskah, baik dari biografi pengarang, analisa struktur dan tekstur, lighting, setting, dan blocking.

2) Beberapa Teknik Pemeranan realis menurut tokoh teater

3) Metode latihan realis yang dilakukan oleh Sutradara dan latihan actor sendiri

4) Konvensi pemeranan realis yang sangat menentukan dalam pemilihan metode latihan dan teknik pemeranan

5) Pementasan itu sendiri serta pencapaian pementasannya.

C. Tujuan Penciptaan.

1) Dapat memahami lebih jelas isi dari sebuah naskah realis

2) Dapat menentukan teknik pemeranan realis yang sesuai dengan keaktoran penulis

3) Memudahkan metode latihan atau proses latihan realis

4) Agar maksud pementasan yang diinginkan dapat tercapai

D. Manfaat

1) Penulis dan pembaca dapat mengetahui cara penulisan konsep keaktoran realis

2) Penulis dan pembaca dapat mengetahui teori-teori keaktoran realis

3) Penulis dan pembaca dapat mengetahui letak persamaan dan perbedaan naskah dan pementasan realis dengan non realis

4) Dapat mengingatkan kembali pada materi yang telah lalu

5) Penulis mendapatkan pengalaman dalam pembuatan konsep.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemeranan Secara Umum

Berperan merupakan bagaimana kita menjadi seorang tokoh (orang lain) yang kita mainkan. Disini seorang aktor sangat dituntut kekreatifan diatas panggung, bagaimana dia berakting.Dengan kata lain bahwa berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana ketrampilan seorang aktor dalam berperan ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakan.

Dalam berperan harus diperhatikan adanya hal-hal berikut ini:

a) .Kreasi yang di lakukan oleh aktor atau aktris.

b). Peran yang dibawakan harus bersifat alamiah dan wajar.

c). Peran yang dibawakan harus sesuai dengan tipe, gaya, jiwa, dan tujuan dari pementasan.

d.) Peran yang dibawakan harus sesuai dengan periode tertentu dan watak yang harus direpresentasikan.

Untuk berperan secara natural dan realisitis, diperlukan penghayatan untuk mendalam tentang tokoh yang diperankan itu. Dalam kaitan itu, gaya, tipe, dan jiwa permainan menentukan corak penghayatan peran.

Dibawah ini merupakan beberapa teori pemeranan menurut tokoh-tokoh yang sangat terkenal dan tidak asing dipendengaran kita.diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Teknik Berperan Menurut Oscar Broket

Oscar Brocket menyebutkan tujuh langkah dalam latihan berakting yaitu sebagai berikut;

1. Latihan tubuh

Maksudnya adalah latihan ekspresi secara fisik. Kita berusaha agar fisik kita agar dapat bergerak secara fleksibel, disiplin dan ekspresif. Artinya, gerak-gerik kita dapat luwes, tetapi berdisiplin terhadap peran kita, dan ekspresif sesuai watak dan perasaan aktor yang di bawakan. Di beberapa teater biasanya sering diberikan latihan dasar acting, berupa menari, balet, senam, bahkan ada yang merasa latihan silat itu dapat juga melatih kelenturan, kedisiplinan , dan daya ekspresi jasmaniah.

2. Latihan suara

Latihan suara ini dapat di artikan latihan mengucapkan suara secara jelas dan nyaring (vokal), dapat juga berarti latihan penjiwaan suara. Yang harus mendapatkan pelatihan seksama, adalah suara itu hendaklah jelas, nyaring, mudah ditangkap, komunikatif,dan ucapkan sesuai daerah artikulasinya.

3. Observasi dan Imajinasi

Untuk menampilkan watak tokoh yang diperankan, aktor secara sungguh-sungguh harus berusaha memahami bagaimana memanifestasikannya secara eksterna. Aktor mulai dengan belajar mengobservasikan (memahami) setiap watak, tingkah laku dan motivasi orang-orang yang dijumpainya. Kekuatan imanjinasi berfungsi untuk mengisi dimensi kejiwaan dalam acting, setelah diadakan observasi tersebut. Acting bukan sekedar meniru apa yang diperoleh lewat observasi, tetapi harus menghidupkannya, memberi nilai estetis.

4. Latihan Konsentrasi

Konsentrasi diarahkan untuk melatih aktor dalam kemampuan membenamkan dirinya sendiri kedalam watak dan pribadi tokoh yang dibawakan dan ke dalam lakon itu. Konsentrasi haru spula diekspresikan melalui ucapan, gesture, meovement, dan intonasi ucapannya.

5. Latihan Teknik

Latihan teknik di sini adalah latihan masuk, memberi isi, memberi tekanan, mengembangkan permainan, penonjolan, ritme, timing yang tepat, dan hal lain yang telah dibicarakan dalam penyutradaraan. Pengaturan tempat di pentas sesuai dengan karakteristik dan masing-masing bagian pentas itu, juga merupakan unsur teknis yang harus menadapatkan perhatian dalam latihan.

keseimbangan di dalam pentas merupakan dress stage (pakain yang dipakai di panggung). Pergeseran aktor lain di sisi berikutnya, sehingga terjadi keseimbangan, hal itu berhubungan dengan latihan blocking, dan crossing. Aktor juga harus berusaha mengambil posisi sedemikian rupa, sehingga ekspresi wajahnhya dan gerak-gerik yang mengandung makna dapat dihayati oleh penonton. Hal kecil yang perlu mendapat perhatian juga adalah teknik jalan, teknik loncat, makan, duduk, mempersilahkan minuum dan sebagainya harus disesuaikan dengan pribadi yang dibawakan dalam cerita.

6. Latihan sistem acting

Aktor harus berlatih acting, baik dalam hal eksternal maupun internal melalui pendekatan metode, maupun teknik.

7. Latihan untuk memperlancar skill dan latihan

Dalam latihan ini peranan imajinasi sangatlah penting. Dengan imajinasi, semua latihan yang bersifat seperti menghafal, menjadi lancar dan tampak seperti kejadian sebenarnya.

2) Teknik Berperan Menurut Rendra

Imajinasi dalam berperan sangat penting karena dalam berperan , seorang aktor berpura-pura menjadi orang lain secara sungguh-sungguh dan untuk itu diperlukan daya imajinasi seseorang, sehingga kepura-puraannya itu tidak diketahui oleh penonton.

Aktor harus menghayati setiap situasi yang diperankan dan mampu secara sempurna menyelami jiwa tokoh yang dibawakan serta mengidupkan jiwa tokoh itu sebagai jiwanya sendiri, sehingga penonton yakin bahwa yang ada di pentas bukan diri sang aktor tetapi diri tokoh yang diperankan.

Kulitas personal dari pemain juga harus ditingkatkan agar permainan bisa meningkat pula. Kualitas aktor akan meningkat jika:

1. aktor/aktris memperhatikan latihan yang berhubungan dengan

karakteristik fisik (penyesuain kondisi fisik kepada peran apapun atau kesamaptaan kondisi fisik)

2. Respon emosional (emosi kita selalu siap merespon apapun dari situasi lakon)

3. ciri mental (watak dengan segala ciri psikologis bagaimanapun hendaknya mampu memerankan.

Dilihat dari teori pemeranan Rendra, sudah jelas bahwa Rendra menggunakan teori dari Stanislavsky yang dikembangkan lagi.

3) ConstantinStanislavsky

1. Berperan (acting)

Dalam berperan, aktor harus menyadari bahwa berperan merupakan ekspresi seni. Berperan adalah seni, maka harus memenuhi aturan aliran seni yang diikuti, harus menurut aturan seni teater, dan dimainkan dalam penghayatan total antara jasmani dan rohani. Keseimbangan yang dituntut dan dengan begitu over acting dan segala yang over harus ditinggalkan.

2. Motivasi

Motivasi merupakan faktor “dalam” yang harus dimiliki oleh seorang aktor. Motivasi yang harus dimiliki yaitu motivasi estetis, dimana dirinya mengabdi pada pentas, bukan demi publisitas dirinya, semua gerak perbuatan itu selalu mempunyai motivasi, yaitu motivasi dari gerakan sebelumnya dan motivasi untuk gerakan berikutnya.

3. Imajinasi

Kepekaan imajinasi untuk aktor perlu dilatih. Dengan imajinasi perasaan dan pengalaman emosional mudah terukir dan tertanam dengan kuat dalam ingatan visual kita dan dapat dibayangkan setiap saat.

4. Konsentrasi

Pusat perhatian aktor bukan ditempat penonton, tetapi pada lakon yang dibawakan. Objek-objek perhatian, harus dipilah-pilah, ada yang merupakan titik cahaya dalam lingkaran perhatian. Reaksi emosi dan imajinasi dapat membantu proses konsentrasi ini.

5. Mengendurkan urat

Urat kita harus fleksibel serta siap diperintah melakukan gerakan dan acting sesuai dengan peranannya. Gerakan lentur, fleksibel, indah tetapi rapi dan menawan, dapat dicapai melalui berbagai latihan fisik.

6. Satuan dan Sasaran

Ikatan organik dialur lakon, satuan lakon yang merupakan garis besar alur yang memaparkan juga perkembangan konflik, harus dihayati secara baik, untuk kemudian diuraiakan dalam detail.

7. Keyakinan dan Rasa Kebenaran

8. Ingatan Emosi

Untuk dapat disampaikan semua emosi dengan baik, aktor harus berusaha untuk menghayati kembali apa yang pernah dirasakan dalam kehidupan nyata, sesuai dengan perasaan yang dikehendaki.

9. Hubungan batin

Aktor harus menghidupkan komunikasi dengan diri sendiri, dengan aktor lain, dan juga secara batin dengan penonton. Komunikasi langsung adalah dengan diri sendiri dan aktor lain, sedang komunikasi tidak langsung adalah dengan penonton. Aktor juga harus berkomunikasi dengan objek imajiner atau yang tidak hadir secra nyata (misalnya waktu berdoa secara keras).

10. Adaptasi

Penyesuaian diri itu dapat dilakukan dengan sadar dan dapat dengan tidak sadar. Sumber penyesuaian diri adalah alam bawah sadar, yang datang jika ilham datang. Di panggung penyesuaian diri ini bersifat terus-menerus, sebab aktor berkomunikasi dan menjadi orang lain terus menerus. Adapun adaptasi mekanis dan motoris melalui latihan dan penuh kesadaran.

11. Kekuatan motif dalam

Kekuatan inner motive harus mendapat latihan dalam diri aktor modalnya adalah kemauan. Kemauan harus dipadu dengan dua unsur penggerak lain, yaitu pikiran dan perasaan. Pikiran, emosi, dan perasaan ynag merupakan inner motivation harus dibangkitkan secara alamiah yang juga dimanfaatkan untuk membangkitkan unsur-unsur kreatif yang lain.

12. Garis yang tak terputus-putus

Garis batin tidak boleh terputus, karena garis itulah yang memberikan nyawa dan gerak pada drama yang dipertunjukkan. Sekuen satu dengan sekuen lain harus merupakan suatu yang berkesinambungan, dan selalu menampilkan pusat perhatian.

13. Keadaan kreatif batiniah

Dalam menghayati watak peran dan melaksanakan tugas acting selama pementasan berlangsung diperlukan keadaan batin yang kreatif, artinya selalu mengisi kekosongan yang ada dengan suatu tindakan yang beralasan (penuh keyakinan).

14. Sasaran yang paling utama

Aktor harus mampu menangkap dan mengekspresikan sasaran utama dari dialog da perbuatan yang dilakukan dalam setting yang dibawakan. Hendaknya aktor mampu mengendalikan tiga ciri penting dalam proses kreatif, yaitu: (1) pemahaman atau genggaman batin, (2) garis gerak yang lurus, dan (3) sasaran utama.

15. Diambang pintu bawah sadar

Dalam semua aktivitas kreatif, semua yang maya ini, diberi sentuhan kenyataan. Jika aktor terbenam luluh dalam dunianya di pentas, terlibat sepenuhnya (encounter) dengan dunia maya yang dihayati sebagai realitas baru maka ia akan terlebih memikat penonton. Dengan cara meluluhkan diri dalam peran, semua yang diucapkan dan diperbuat akan meyakinkan penonton.

4) Richard Boleslavsky

Richard Boleslavsky tokoh yang dikenal sebagai murid Stanislavsky mengembangkan teori Stanislavsky. Buku karangannya sangat terkenal dengan judul Enam Pelajaran Pertama Bagi Calon Aktor yaitu;

1. Konsentrasi

Konsentrasi bertujuan agar aktor dapat mengubah diri menjadi orang lain, yaitu peran yang dibawakan. Untuk mampu berkonsentrasi, aktor harus berlatih memusatkan perhatian, mulai dari lingkaran yang besar, menyempit, kemudian membesar lagi. Kendatipun latihan dilakukan di tempat yang ramai oleh suara hiruk pikuk orang jika konsentrasi kuat lakon akan tetap berjalan. Latihan konsentrasi ini juga dapat dilaksanakan melalui latihan fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan (misalnya menghayai musik, puisi, seni lukis), dan latihan sukma (melatih kepekaan sukma menanggapi segala macam situasi).

2. Ingatan Emosi

The transfer of emotion adalah merupakan cara yang efektif untuk menghayati suasana emosi peran secara hidup, wajar dan nyata. Jika pelaku harus bersedih, dengan suatu kadar kesedihan tertentu dan mengahdirkan emosi yang serupa, maka kadar kesedihanitu takarannya tidak akan berlebihan, sehingga tidak terjadi over acting.

3. Laku Dramatis

Berlaku dramatis artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran. Untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu secara mendalam, sehingga dapat diadakan adaptasi.

4. Pembangunan Watak

Aktor harus membangun wataknya, sehingga sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak iu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian mengidentifikasikannya, dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya sendiri.

5. Observasi

Observasi untuk tokoh yang sama dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik, perlu mengadakan observasi terhadap pengemis dengan ciri fisik, psikis, dan sosial yang sesuai. Latihan observasi dapat juga dilakukan dengan jalan melakukan sesuatu yang pernah dilihat dengan pura-pura.

6. Irama

Sentuhan terakhir dalam sebuah latihan drama adalah pengaturan irama perminan ini. Sedangkan irama permainan untuk setiap aktor, diwujudkan dalam panjang pendek, keras lemah, tinggi rendahnya dialog, serta variasi gerakan, sehubungan dengan timing, penonjolan bagaian, pemberian isi, progresi dan pemberian variasi pentas.

B. Pemeranan Secara khusus

Dari beberapa keterangan diatas, penokohan dalam teater dari masa ke masa mengalami perbedaan dan perkembangan baik dari tokoh-tokohnya, kegunaanya maupun media yang dipakai oleh seorang aktor. penulis lebih mengkhususkan pada pemeranan ConstantinStanislavsky dan Richard Boleslavsky,dimana richard Boleslavsky adalah murid dari Constantin Stanislavsky,cuma dia lebih mengembangkan teori yang dia dapat dari gurunya itu. Teori Stanislavsky yaitu teori MENJADI, dimana aktor harus benar-benar menjadi tokoh dalam naskah tersebut. Tetapi penulis tidak memungkinkan juga menggunakan teori-teori lain untuk lebih menyamankan permainan dan mengimplementasikan tokoh ke dalam pentas.

pada dasarnya, didalam setiap gerakan fisik terdapat motif dalam yang secara psikologis mendorong gerakan fisik seperti yang terjadi di setiap gerakan psikologis yang memiliki pula gerakan fisik yang menunjukkan psikis secara alamiah.

(Konstantin Stanislavsky).

BAB III

METODE PEMERANAN

A. Latihan Sendiri

Ketika aktor dan sutradara memutuskan mencari naskah apa yang baik untuk dipentaskan dan adanya saran dosen pembimbing yang, akhirnya semua sepakat untuk mementaskan atau menggarap naskah yang berjudul “Badai Sepanjang Malam” karya Muhammmad Arifin tau biasa dipanggil dengan Max Arifin. Setelah penulis mendapat peran dari naskah tersebut, maka proses latihan yang dilakukan penulis dalam mendali perannya adalah sbb:

1). Awalnya membaca dan memahami naskah secara berulang-ulang.

2). Memakai metode membaca cepat, lambat, berteriak, pelan, putus-putus dll. Metode ini digunakan agar penulis dapat membedakan setiap dialog dan dapat menemukan dialog yang enak bagi penulis.

3). Sesering mungkin berdialog dengan lawan main.

4). Mencoba mencari karakter dari peran yang dimainkan dimana dalam naskah ni penulis berperan Sebagai jamil. Disini penulis juga melakukan observasi Sebago bahan reverensi tentang tokoh yang dimainkan didalamnya.

5). Mulai memahami dan menghafal dialog-dialognya, ini semua dengan cara penulis rajin-rajin membaca naskah

6). Menciptakan bentuk dialog atau suara yang berbaeda dengan naskah lain yang juga dimainkan oleh penulis, dmn penulis juga bermain dalam naskah Kebebasan Abadai karya C.M. Nas.dmn penulis dalam naskah kebebasan abadi itu berperan Sebagai kapten. Disini penulis mulai membedakan karakter jamil dalam naskah badai sepanjang malan dan karakter kapten dalam naskah kebebasan abadi.

7). Memberikan isi, intonasi, diksi dan pressing pada dialog

8). Memasuki karakter Jamil (cara bicara,j alan, body league sebagai tokoh jamil)

9). Mencari-cari bentuk bloking yang nyaman dan menawarkan kepada sutradara.

Dalam proses pencarian karakter Jamil, penulis mengalami sedikit kesulitan membedakan karakter Jamil,baik dalam bentuk suara dan hal yang lainnya. Karena selalau terbawa dengan sosok seorang kapten yang penulis juga mainkan dalm naskah yang lain yaitu naskah kebebasan abadi. Tetapi penulis tetap berusa untuk lebih mencari karakter jamil yang dimainkan dalan naskah ini yaitu badai sepanjang malam.meskipun pada akhirnya masih mengalami kekurangan yang benar-benar memicu penulis untuk berusa keras.

B. Proses latihan Sutradara

Setelah aktor dan sutradara sepakat untuk memilih naskah Badai sepanjang malam, Sutradara memeberikan kebebasan pada aktor untuk mengekplor dirinya sendiri dalam memilih pemeranan yang digunakan. Selain itu sutradara juga memberikan metode-metode dalam latihan. Dan itu semua untuk pencapaian dalam mendairek aktor. Hal-hal itu antara lain adalah :

1). Bedah naskah dalam setiap pertemuan baik dalam latihan maupun diluar latihan

2). Olah vokal dan olah tubuh sebelum masuk kedalam naskah

3). Reading naskah pertama (yaitu naskah dibaca secara lurus,patah-patah,dinyanyikan dan lain sebagainya).

4).Pemberian tugas (mencari penekanan perkata,mengartikan perdialog dengan menggunakan bahasa sendiri.

5). Pencarian karakter tokoh jamil.

6). Pembentukan karakter dialog tokoh.

7). Pencarian tingkah atau body language tokoh

8). Pencarian blocking yang lebih ditekankan pada kreatif aktor.

9).Penggarapan blocking oleh sutradara yang disesuaikan dengan bloking yang ditawarkan oleh aktor.

10).Penghancuran vokal dan karakter tokoh dengan cara mencari variasi pada bentuk karakter yang lain.

11). Meditasi

12). Penetapan blocking

13). Menciptakan suasana dengan cara mengahdirkan musik.

14). Melakukan evaluasi sesudah latihan

15). Berdo’a sebelum dan sesudah latihan

Foto proses latihan

BAB IV

PEMBAHASAN

A. ANALISIS NASKAH

1. Tentang Penulis

image002 Nama :

Mohammad Arifin (Max Arifin)

Lahir :

Sumbawa Besar,Nusa Tenggara Barat,18 Agustus 1939

Wafat :

Mojokerto, Jawa Timur,1 Maret 2007

Pendidikan

SD dan SMP Sumbawa Besar (NTB),

SMA di Yogyakarta

Hubungan Internasional UGM (Yogyakarta)

IKIP Mataram jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (NTB)

Karier :

PNS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Mataram Lombok, NTB

Aktivitas Lain :

Banyak mengikuti berbagai pertemuan dan seminar yang berkaitan dengan kesenian dan teater, diantaranya : Pertemuan Teater Penyusunan Materi Ketrampilan Seni Teater di Ambarawa (1977) yang diadakan oleh Direktorat Kesenian, Depdikbud, Jakarta, Seminar Teater di Bandung (1978), juga diadakan oleh Direktorat Kesenian, Depdikbud. Peserta Art Summit 1997 di Jakarta, Peserta Seminar Pendekatan Kebudayaan dalam Pembangunan Jawa Timur, 8 Juli 2003 di Jember, Peserta Temu Sastrawan se-Jatim, September 2003.

Menjadi pembawa berbagai makalah dan menjadi nara sumber untuk teater dan kebudayaan umumnya di Jakarta, Bandung, Surabaya, Mojokerto, Jember seperti pada Seminar dan Pertemuan Teater di Bandung (1996). Tahun 2004 dan 2005, menjadi kurator bidang teater pada Festival Seni Surabaya serta menjadi pembicara dalam forum diskusi yang digelar oleh Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) (2006). Pernah pula ditunjuk menjadi juri pada beberapa festival teater di Jawa Timur, di tingkat nasional (2000), se-Jawa Timur (2004), dan Jember (2004).

Karya Naskah/buku :

Putri Mandalika (naskah drama),Matinya Demung Sandubaya,Petunjuk Teknis Penilaian/Pengamatan Lomba/Festival Teater, Bidang Kesenian, Depdikbud NTB (1985), Tumbal Kemerdekaan (naskah drama, 1987), Badai Sepanjang Malam (naskah drama, 1988)Teknik Penyutradaraan (stensilan FKIP Unram, Mataram), Teknik Baca Puisi, sebuah Pengantar, BKKNI, NTB (1990), Teater, Sebuah Pengantar (1990), Balada Sahdi Sahdia (naskah drama1992), Antonin Artaud, Ledakan dan Bom (2006),

Karya buku/puisi/cerpen Terjemahan :

Nyanyian Laut (The Sound of Waves, 1976), Seribu Burung Bangau (Thousand Cranes, 1978), Pengembaraan (Walkabout, 1978), Orang Aneh (The Stranger, 1980) Kecantikan dan Kesedihan (The Beauty and Sadness, 1983), Pemberontak (The Rebel, 2000) Seratus Tahun Kesunyian (One Hundred Years of Solitude, 2003), The Shifting Point - Teater, Film dan Opera (2002), Menuju Teater Miskin (Towards a Poor Theatre 2002), Teori-teori Drama Brecht, Kemelut (The Blind Owl), Suatu Salah Paham, Oedipus Sang Raja, Sasmita-Larasmara, Mawar Dalam Taman, Puisi dan cerpen dari Timur Tengah.

2. Tentang Naskah

Naskah drama yang berjudul Badai Sepanjang Malam karya Muhammad arifin atau lebih dikenal dengan panggilan max arifin mengandung beberapa unsur yang menarik sehingga dapat dikaji seperti hal-hal dibawah ini:

a. Judul

Naskah drama yang dikaji ini adalah Badai Sepanjang Malam. Dari judul penulis seharusnya bisa memaknai apa yang terkandung dalam naskah tersebut.tapi sebelum itu kita harus menganalisis secara detail terlebih dahulu tentang naskah dimulai dari membaca naskah, memahami naskah, memahami penceritaannya, memahami bentuk naskah,menganalis biografi pengarangnya,dan unsur-unsur lain yang berhungan dengan naskah tersebut. Setelah melakukan tahapan tersebut penulis mulai menganalisis satu persatu maksud dari naskah tersebut. Dimana badai yang arti sebenarnya adalah suatu gangguan pada atmosfer di suatu planet, terutama yang mempengaruhi permukaannya serta menunjukkan cuaca buruk. Badai dapat ditandai dengan angin yang kencang (badai angin), petir dan kilat (badai petir),dll. Dari makna itu dapat penulis maknai bahwa judul dalam naskah tersebut merupakan keterombang-ambingan atau penyesalan yang mengekang hati sepasang suami istri.kanapa dikatakan sepasang suami istri, karena malam hari merupakan waktu seorang suami istri untuk melakukan selayaknya hubungan suami istri.

b. Sinopsis

“Sudah setahun aku bertugas di Klaulan.

Suatu tempat yang terpacak tegak seperti karang di tengah lautan, sejak desa ini tertera dalam peta bumi.

Dari jauh dia angker, tidak bersahabat, panas dan debu melecut tubuh.

Ia kering kerontang, gersang. Apakah aku akan menjadi bagian dari alam yang tidak bersahabat ini?

Menjadi penonton yang diombangkan ambingkan oleh…barang tontonannya. Setahun telah lewat dan selama itu manusia ditelan oleh alam.

Aku belum menemukan kejantanan di sini.

Orang-orang seperti sulit berbicara tentang hubungan dirinya dengan alam.

Sampai di mana kebisuan ini bisa diderita?

Dan apakah akan diteruskan oleh generasi generasi yang setiap pagi kuhadapai? Apakah di sini tidak dapat dikatakan adanya kekejaman.”

3. Kajian Naskah

Naskah ini diciptakan oleh max arifin pada tahun 1988 ini memiliki bahasan latar belakang keinginan seorang guru yang ingin memerangi kebodohan masyarakat di pulau terpencil. Itu semua juga berangkat dari latar belakang penulis yaitu max arifin yang lahir di sumbawa besar nusa tenggara barat dimana saat waktu itu kota ini masih tempat terpencil yang penghuninya masih sedikit, tetapi dia punya semangat yang luar biasa sehingga menjadikannya sukses didunia sastra maupun teater. Dan dimana pada masa tahun 1977 pendidikan di indonesia tidak terlalu berkembang apalagi di tempat-tempat terpencil, selain dari faktor sarana prasarana faktor ekonomilah yang juga menghambat pendidikan di indonesia kurang berkembang apalagi daerah-daerah yang masih jarang diperhatikan oleh pemerintah pusat maupun perintah setempat. Dalam naskah Badai Sepanjang Malam menceritakan sepasang suami istri yang hidup di suatu tempat terpencil yang bernama klaulan dimana daerah itu terletak di Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat. Kehidupan seorang guru muda yang memiliki peneyesalan luar biasa setelah 1 tahun bertugas di daerah terpencil. Idealismenya yang tinggi dimakan oleh alam yang tidak bersahabat. Dari penggalan cerita diatas juga dapat dikaitkan dengan kehidupan max arifin dengan istrinya yang selalu senantiasa menemani pak mohammad yang kerap dipanggil dengan sebutan max arifin.

4.Sruktur

a. Tema

Tema sebuah drama merupakan permasalahan yang mendasari sebuah cerita. Pokok permasalahan itu mungkin berupa kehidupan, pandangan hidup atau komentar tentang lingkungan. Tema berkedudukan sangatlah penting karena merupakan titik sentral yang melatar belakangi suatu cerita atau peristiwa.

Drama Badai sepanjang membicarakan tentang “sosial”, dimana hubungannya dengan alam, hubungannya antara dirinya dengan dirinya sendiri,dan hubungan dirinya dengan masyarakat dan pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan berikut:

Saenah: [Membaca] “Sudah setahun aku bertugas di Klaulan. Suatu tempat yang terpacak tegak seperti karang di tengah lautan, sejak desa ini tertera dalam peta bumi. Dari jauh dia angker, tidak bersahabat: panas dan debu melecut tubuh. Ia kering kerontang, gersang. Apakah aku akan menjadi bagian dari alam yang tidak bersahabat ini?”

Jamil : “Apakah masih harus kukatakan bahwa aku telah berusaha berbuat jujur dalam semua tindakanku?Kau menyalahkan aku karena aku terlalu banyak bilang”Tidak” dalam setiap dialog dengan sekitarku.Tapi itulah hatiku yang ikhlas untuk ikut gerak langkah masyarakatku.Tidak,Saenah.Mental masyarakat seperti katamu itu tidak terbatas di desa saja, tapi juga berada di kota”.

b.Alur

Dalam sebuah drama, alur memegang peranan penting karena alur merupakan jalan cerita sebuah drama. Menurut Kernodle, pola urutan alur drama terdiri atas: exposition (penjelasan terperinci mengenai peristiwa yang terjadi), complication (kerumitan masalah dengan jalinan kejadian), climax (puncak laku), dan denounement (penyelesaian). Alur yang terdapat dalam drama Badai Sepanjang malam karya Max Arifin yaitu alur campuran dimana penulis menghadirkan flashback yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk pementasan atau pertunjukannya. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan berikut:

Saenah: Aku tidak berpikir sampai ke sana. Pikiranku sederhana saja. kau masih ingat tentunya, ketika kita pertama kali tiba di sini, ya setahun yang lalu. Tekadmu untuk berdiri di depan kelas, mengajar generasi muda itu agar menjadi pandai. Idealismemu menyala nyala. Waktu itu kita disambut oleh Kepala Desa dengan pidato selamat datangnya. [S aenah lari masuk. Jamil terkejut.tetapi sekejap mata Saenah muncul sambil membawa tape recorder!] Ini putarlah tape ini. Kaurekam peristiwa itu. [Saenah memutar tape itu, kemudian terdengarlah suara Kepala Desa]’…Kami ucapkan selamat datang kepada Saudara Jamil dan istri. Inilah tempat kami. Kami harap saudara betah menjadi guru di sini. Untuk tempat saudara berlindung dari panas dan angin, kami telah menyediakan pondok yang barangkali tidak terlalu baik bagi saudara. Dan apabila Anda memandang bangunan SD yang cuma tiga kelas itu. Dindingnya telah robek, daun pintunya telah copot, lemari lemari sudah reyot, lonceng sekolah bekas pacul tua yang telah tak terpakai lagi. Semunya, semuanya menjadi tantangan bagi kita bersama. Selain itu,kami perkenalkan dua orang guru lainnya yang sudah lima tahun bekerja di sini.Yang ini adalah Saudara Sahli, sedang yang berkaca mata itu adalah Saudara Hasan. Kedatangan Saudara ini akan memperkuat tekad kami untuk membina generasi muda di sini. Harapan seperti ini menjadi harapan Saudara Sahli dan Saudara Hasan tentunya. ”[Saenah mematikan tape. Pause, agak lama. Jamil menunduk, sedang Saenah memandang pada Jamil. Pelan pelan Jamil mengangkat mukanya. Mereka berpandangan]

Dan tangga dramatik dalam naskah ini adalah Sebagai berikut:

a. Pengenalan tokoh : waktu layar tersingkap terlihat sosok jamil yang melamun memikirkan persoalan yang dialaminya,kemudian melihat foto dan memeluknya.lalu membaca buku dikursi tamu,dan muncul saenah dalam dalam kamar.

b. Konflik : konflik mulai tergambar setelah jamil menyuruh saenah untuk membaca buku catatan atau buku harian yang dia catat selama diklaulan yang berisi tentang apa yang dia pikirkan selama ada di desa itu.

c. Klimaks : Jamil menyatakan untuk pindah dari pulau atau desa klaulan,karena dia menggap bahwa masyarakat dan lingkungan tidaak memahami dia san tidak seperti yang dia bayangkan waktu masih dikota atau belum pindah ke desa.

d. Penyelesaian : dimana saenah mengingatkan jamil akan tujuan awalnya dia pindah kedesa yaitu untuk mendidik.

e. ending : terdengar suara adzan,dan jamil memutuskan untuk tetap tinggal di desa klaulan dan akhirnya merekaberdua masuk kedalam kamar.

c. Penokohan

Karakter (tokoh) adalah bahan yang paling aktif menggerakka alur. Tokoh merupakan unsur penting dalam sebuah cerita karena tokoh menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan. Kehadiran tokoh mampu menggerakkan cerita secara dinamis. Fungsi tokoh adalah menciptakan konflik dan membuat lakon seolah-olah tampak hidup. Penokohan adalah inti lakon. Drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin mempunyai tiga tokoh. Tapi satu tokoh yaitu Kepala Desa, hanya ada pada flashback saja. dibawah ini akan di uraikan tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan penokohan atau perwatakkannya.

1. Jamil

A. Fisiologis

a. Usia 24 tahun

b. Rambut hitam

c. Wajah mudah

d. Badan tegak

e. Tinggi 165 cm

f. Kumis sedikit

B. Psikologi

a. Tenang

b. memili idealisme tinggi

C. Sosiologi

a. Hidup berdua dengan istrinya

b. Strata ekonomi menengah

2. Saenah

A. Fisiologis

a.Usia 23 tahun

b. Tinggi 150 cm

d. Rambut agak pendek

saenah adalah seseorang yang hidup distrata ekonomi menengah karena dia adalah istrinya jamil

B. Psikologi

a. Seseorang yang sabar

b. senantiasa setia menemani suaminya

c. penyayang

C.Sosiologis

a. Kalangan menengah

b. memahami masyarakat sekitar

5.Tekstur

a. Suasana

Dalam suasana rumah yang sederhana dimalam hari yang dikuatkan dengan cahaya lampu minyak, yang sedang mengalami konflik atau permasalahan dalam keluarga yaitu antara suami dan istiri. Terdengar binatang-binatang malam yang menggambarkan pedesaan dimalam hari dan kesepian dan iringan lagu asmaradana yang menguatkan suasana pedesaan.dan akhirnya terdengar adzan subuh yang menggambarkan bahwa hari sudah mulai pagi dan pementasan berakhir.

b. Dialog

Dialog adalah ucapan para pemain yang mewujudkan jalannya cerita.atau dengan pengertian lain adalah percakapan dua orang atau lebih yang berada pada fokus bahasan.

Dialog merupakan media ekspresi pengarang yang utama. (Yudiaryani, 2002 : 361). Unsur percakapan dalam sutau naskah drama atau skenario merupakan media pengungkapan penulis untuk menggambarkan sosok seorang tokoh. Oleh karena itu keahlian menulis dialog menentukan mutu naskah sebab disana terletak konsep dasar sebuah karya naskah drama.

Dialog merupakan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang terjalin antar dua orang atau lebih. Dalam drama dialog merupakan sesuatu yang sangat penting karena dialog merupakan sarana pencapaian amanat serta pesan yang di bawa oleh naskah tersebut.

Sedangkan fungsi dialog antara lain:

1. Dialog harus menyajikan informasi,pada setiap adegan dialog harus mengungkap fakta dan ide

2. harus mewujudkan karakter

3. Dialog harus mengiringi perhatian pada kepentingan plot yaitu memberikan tekanan pada makna dan informasi di dalamnya serta membangun reaksi yang dihasilkan.

4. Dialog menghidupkan tema naskah

5. Dialog harus membantu pembentukan nada dan suasana kemungkinannya.hal ini memberikan indikasi apakah naskah tersebut komedi atau tragedi.

6. Dialog harus membantu meningkatkan tempo dan irama permainan.

Dialog dalam naskah Badai Sepanjang Jalan Karya Max Arifin ini merupakan dialog yang selalu bergantian, atau dialog yang teratur antara dua tokoh utama. Dan bahasa-bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia pada umumnya.

Berikut contoh dialog dalam naskah Badai Sepanjang Malam:

Saenah :Kau belum tidur juga?kukira sudah larut malam.Beristirahatlah,besok kan hari kerja?
Jamil:
Sebentar,Saenah.Seluruh tubuhku memang sudah lelah,tapi pikiranku masih saja mengambang ke sana kemari.Biasa, kan aku begini malam malam.
Saenah:Baiklah.tapi apa boleh akuketahui apa yang kaupikirkan malam ini?
Jamil:Semuanya,semua apa yang kupikirkan selama ini sudah kurekam dalam buku harianku,Saenah.Perjalanan hidup seorang guru muda-yang ditempatkan di suatu desa terpencil-seperti Klulan ini kini merupakan lembaran lembaran terbuka bagi semua orang.
Saenah:
‘’Kenapa kini baru kau beritahukan hal itu padaku?Kau seakan akan menyimpan suatu rahasia.Atau memang rahasia?’’

Jamil:
Sama sekali bukan rahasia ,sayangku! Malam malam di tempat terpencil seakan memanggil aku untuk diajak merenungkan sesuatu.Dan jika aku tak bisa memenuhi ajakannya aku akan mengalami semacam frustasi.Memang pernah sekali,suatu malam yang mencekam,ketika aku sudah tidur dengan nyenyak,aku tiba pada suatu persimpangan jalan di mana aku tidak boleh memilih.Pasrah saja.Apa yang bisa kaulakukan di tempat yang sesunyi ini?[Dia menyambar buku hariannya yang terletak di atas meja dan membalik balikkannya] Coba kaubaca catatanku tertanggal…[sambil masih membolak balik]..ini tanggal 2 oktober 1977.

c. Spektakel

Spektakel merupakan nilai terkhir dalam puitika pertunjukan. Dan dalam beberapa pengertiannya pula, tegangan,gebrakan yang terdapat dalam Drama dan Teater yang dapat memberikan respon lebih bagi pembaca dan penonton. Spektakel dalam hal ini memiliki unsur-unsur visual yaitu skenerio, kostum, cahaya, rias, dan gerak aktor.

Dalam naskah badai sepanjang malam spektaklnya terletak pada ketia saenah lari kekamar mengambil tape recorder yang berisi rekaman pidato kepala desa setahun yang lalu ketika mereka baru datang kedesa itu. Dalam dialog: “Waktu itu kita disambut oleh Kepala Desa dengan pidato selamat datangnya. [Saenah lari masuk.Jamil terkejut.tetapi sekejap mata Saenah muncul sambil membawa tape recorder!] Ini putarlah tape ini.Kaurekam peristiwa itu.[Saenah memutar tape itu,kemudian terdengarlah suara Kepala Desa]”.

6. Artistik

merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah pementasan. Artistik diciptakan guna untuk membantu serta mendukung jalannya pementasan tersebut. Sebuah artistik yang bagus, akan mampu mengantarkan penonton ke dalam ruang imajinasi pementasan.

a. Setting (property dan hand property)

1. Setting

Konsep awal seting dalam pementasan naskah Badai Sepanjang Malam merupkan ruangan tamu didesa dan ruang tamu dikota. Tetapi seiring dengan proses yang dilakukan oleh penulis maka ada hal-hal atau ide-ide yang muncul untuk lebih menunjang perkembangan bentuk setting dalam pementasan tersebut.dalam naskah ini,dialog tokoh yang terjadi diruang tamu desa yang sangat sederhana,dimana seperti layaknya rumah kalangan menengah. Dan setting kedua yaitu setting kota dimana bentuk rumah atau ruangannya lebih bagus daripada di desa. Penulis menghadirkan dua setting dalam satu panggung merupakan penciptaan yang sudah tercantum dalam naskah,penulis Cuma sedikit mengembangkannnya.

2. Properti

Konsep yang terdapat dalam naskah jika disesuaikan dengan setting yang sebenarnya diciptakan di atas panggung adalah senbagai berikut:

Setting ruang tamu didesa

1. Kursi dan meja tamu

2. Meja baca atau kerja dan kursinya

3. Balai-balai

4. Foto presiden

5. Foto keluarga(jamil dan saenah

6. Asbak rokok

7. Radio dan lampu minyak

Setting ruang tamu dikota

1. Kursi dan meja tamu

2. Vas bunga

3. Foto keluarga

4. Buffet

3. Hand property

Konsep hand property yang terdapat dalam naskah Badai sepanjang Malam adalah Sebagai berikut :

1. Rokok

2. Buku-buku

3. Gelas

4. Benang

5. Jarum

b. Lighting

Tujuannya :

Menerangi dan menyinari

Mengingatkan efek lighting alamiah

Membantu melukis dekor

Membantu permainan lakon

c. Make up

Tata rias (make up ) adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan, dimana memberikan memberikan bantuan dengan jalan memeberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada para pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan suasana yang kena dan wajar.

d. Kostum

kostum adalah segala sandang dan perlengkapannya yang dikenakan didalam pentas, sehingga membantu menghidupkan perwatakan pelaku dan memberi fasilitas serta membantu gerak pelaku.

Kostum dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu :

1. Pakaian dasar atau foundation

2. Pakaian kaki atau sepatu

3. Pakaian tubuh (body)

4. Pakaian kepala

5. Perlengkapan-perlengkapan (accecoris)

Busana yang dimaksudkan adalah kostum yang digunakan dalam pementasan

e. Musik

Adalah unsur pendukung yang terdapat dalam pertunjukan yang dapat menambah nilai lebih dalam pertunjukan yang dimainkan terutama dalam pemenuhan suasana akan dapat memberikan kesan pertunjukan yang bagus dengan unsur pendukung tersebut.dengan diperdengarkannya musik, penonton akan bertambah daya dan pengaruh imajinasinya. Musik yang baik dan tepat sangat membantu aktor membawakan warna dan emosi peranannya dalam adegan.

7. Konvensi

Konvensi adalah kesepakatan aktor dan penonton yang dilakukan secara tidak langsung atau tersirat. Wilder mengatakan bahwa konvensi sebenarnya adalah an agreed an false houd atau kesepakatan rekayasa (Yudiaryani, 2002 : 358). Tetapi kesepakatan ini akan tercipta bila pertunjukan yang disajikan adalah pertunjukan yang standart.

Dalam naskah badai sepanjang malam konvensi yang digunakan adalah realis.dan dalam pementasannya sendiri konvensi yang digunakan realis simbolis.

B. PENCIPTAAN

a. penciptaan bloking


Keterangan :

1. Jamil berdiri didepan jendela, melamunkan kegelisahannya yang selama ini dia simpan, menatap ke arah luar rumah

2. Jamil move ke belakang menuju foto yang terpampang di dinding

3. Jamil menuju balai-balai sambil melihat dan mengenang foto yang diambil itu.

4. Jamil meletakkan foto kembali dan menuju ke meja kerja (meja baca) dan menghidupkan radio serta memilih-milih buku.

5. Move kedepan menuju kursi tamu sambil membaca-baca buku harian dan mengenangnya.

6. Saenah keluar dari kamar dalam keadaan bangun tidur.

7. Saenah menuju meja kerja dan mematikan radio sambil merapikan buku-buku.

SAENAH :Kau belum tidur juga? kukira sudah larut malam. Beristirahatlah,besok kan hari kerja?”

8. Saenah menghampiri jamil sambil memijit-mijit jamil.

JAMIL : “Sebentar,Saenah.Seluruh tubuhku memang sudah lelah,tapi pikiranku masih saja mengambang ke sana kemari.Biasa, kan aku begini malam malam”.

9. Saenah duduk disebelah jamil.

SAENAH : “Baiklah.tapi apa boleh akuketahui apa yang kaupikirkan malam ini?”

10. Jamil move ke kanan depan .

JAMIL : “Malam malam di tempat terpencil seakan memanggil aku untuk diajak merenungkan sesuatu.Dan jika aku tak bisa memenuhi ajakannya aku akan mengalami semacam frustasi.Memang pernah sekali,suatu malam yang mencekam,ketika aku sudah tidur dengan nyenyak,aku tiba pada suatu persimpangan jalan di mana aku tidak boleh memilih.Pasrah saja.Apa yang bisa kaulakukan di tempat yang sesunyi ini?”

11. Jamil menuju ke kursi kembali kemudian memperlihatkan buku catatannya ke Saenah.

JAMIL : “Coba kaubaca catatanku tertanggal…[sambil masih membolak balik]..ini tanggal 2 oktober 1977”.

12. Saenah Move kekiri depan sambil membaca buka catatannya yang diberikan jamil dan jamil duduk dikursi sebelah kanan.

SAENAH : “[Membaca] “Sudah setahun aku bertugas di Klaulan.Suatu tempat yang terpacak tegak seperti karang di tengah lautan,sejak desa ini tertera dalam peta bumi.Dari jauh dia angker,tidak bersahabat:panas dan debu melecut tubuh.Ia kering kerontang,gersang.Apakah aku akan menjadi bagian dari alam yang tidak bersahabat ini?Menjadi penonton yang diombangkan ambingkan oleh…barang tontonannya.Setahun telah lewat dan selama itu manusia ditelan oleh alam”.[Pause dan Saenah mengeluh;memandang sesaat pada Jamil sebelum membaca lagi].”Aku belum menemukan kejantanan di sini.Orang orang seperti sulit berbicara tentang hubungan dirinya dengan alam.Sampai di mana kebisuan ini bisa diderita?Dan apakah akan diteruskan oleh generasi generasi yang setiap pagi kuhadapai?Apakah di sini tidak dapat dikatakan adanya kekejaman.”[Saenah berhenti membaca dan langsung menatap pada Jamil]

13. Jamil move kedepan.

JAMIL : “Memang sulit,Saenah.Tapi itulah hidup yang sebenarnya terjadi.Kecuali kalau kita mau melihat hidup ini indah di luar,bobrok di dalam.Itulah masalahnya”.

14. Saenah move lurus kekanan.

SAENAH : “Aku tidak berpikir sampai ke sana. Pikiranku sederhana saja.kau masih ingat tentunya,ketika kita pertama kali tiba di sini,ya setahun yang lalu.Tekadmu untuk berdiri di depan kelas,mengajar generasi muda itu agar menjadi pandai.Idealismemu menyala nyala.Waktu itu kita disambut oleh Kepala Desa dengan pidato selamat datangnya”.

15. Saenah lari masuk ke kamar, jamil mengikuti dibelakangnya dan dengan sekejap saenah keluar dengan membawa tipe recorder menuju jamil yang berdiri didepan kursi tamu.

SAENAH : “Ini putarlah tape ini.Kaurekam peristiwa itu”.

16. Saenah duduk dikursi lalu menghidupkan tape recorder yang berisi suara rekaman Kepala Desa.

17. Jamil move kebelakang dekat balai-balai sambil mondar mandir penuh kegelisahan.

18. Jamil mendekati kursi dengan penuh kemarahan.

JAMIL : “Masyarakat itulah yang tidak memahami aku’’.

19. Dengan penuh kecewa saenah move kekiri depan menjauhi jamil.

SAENAH : “[Dengan suara rendah]Aku kira itu bukan suatu penyelesaian”.

20. Jamil move kekanan depan.

SAENAH : “[Keras]Tidak! Mesti ada sesuatu yang hilang antara kau dengan masyarakatmu.Selama ini kau membanggakan dirimu sebagai seorang idealis.Idealis sejati,malah.Apalah arti kata itu bila kau sendiri tidak bisa dan tidak mampu bergaul akrab dengan masyarakatmu.[Pause]”.

21. SETTING KOTA.

Jamil keluar dari kamar sambil membetulkan baju, menuju lemari,dan menuju kursi tamu dengan membawa secangkir kopi.

JAMIL : “Aku mau hidup jauh dari kebisingan,Saenah.Aku tertarik dengan kehidupan sunyi di desa,dengan penduduknya yang polos dan sederhana.Di sana aku ingin melihat manusia seutuhnya.Manusia yang belum dipoles sikap sikap munafik dan pulasan belaka.Aku harap kau menyambut keinginanku ini dengan gembira,dan kita bersama sama kesana.Di sana tenagaku lebih diperlukan dari pada di kota.Dan tentu banyak yang dapat aku lakukan”.

22. Jamil Berdiri dari kursi dan move kesamping kiri saenah.

JAMIL : “Aku bukan orang yang membutuhkan perhatian dan publikasi.Kepergianku ke sana bukan dengan harapan untuk menjadi guru teladan.Coba bayangkan,siapa pejabat yang bisa memikirkan kesulitan seorang guru yang bertugas di Sembalun,umpamanya?Betul mereka menerima gaji tiap bulan.Tapi dari hari ke hari dicekam kesunyian,dengan senyum secercah terbayang di bibirnya bila menghadapi anak bangsanya.dengan alat alat serba kurang mungkin kehabisan kapur,namun hatinya tetap di sana.Aku bukan orang yang membutuhkan publikasi,tapi ukuran ukuran dan nilai nilai seorang guru di desa perlu direnungkan kembali.Ini bukan ilusi atau igauan di malam sepi,Saenah.Sedang teman teman di kota mempunyai kesempatan untuk hal hal yang sebaliknya dari kita ini.Itulah yang mendorong aku,mendorong hatiku untuk melamar bertugas di desa ini”.

23. Saenah mendekati jamil dan meyakinkan lalu move kesamping kanan.

SAENAH : “Baiklah, Sayang.Ketika aku melangkahkan kaki memasuki gerbang perkawinan kita,aku sudah tahu macam suami yang kupilih itu.Aku bersedia mendampingimu.Aku tahu,apa tugas utamaku disamping sebagai seorang ibu rumah tangga.Yaitu menghayati tugas suami dan menjadi pendorong utama karirnya.Aku bersedia meninggalkan kota yang ramai dan aku sudah siap mental menghadapi kesunyian dan kesepian macam apa pun.Kau tak perlu sangsi”.

24. KEMBALI KE SETTING DESA.
Saenah move kbelakang menuju balai-balai.

SAENAH : “Tidak banyak.Tapi yang kuketahui ada orang-orang yang mencari kekuatan pada buku-bukunya.Dan dia tidak akan mundur walau kehidupan pahit macam apa pun dosodorkan kepadanya.karena ia mempunyaai integritas diri lebih tinggi dri orang-orang yng menyebabkan kepahitan hidupnya.apakah kau menyerah dalam hal ini?Ketika kau melangkahkan kakimu memasuki desa ini terlalu bnyak yang akan kausumbngkan padanya,ini harsus kauakui.Tapi kini-akuilah-kau menganggap desa ini terlalu banyak meminta dirimu.Inilah resiko hidup di desa.Seluruh aspek kehidupan kita disorot.Smpai sampai soal pribadi kita dijadikan ukuran mampu tidaknya kita bertugas.Dan aku tahu hal itu.Karena aku kenal kau”.

25. Jamil move kebelakang menuju meja kerja.

26. Saenah move kesamping kiri menghampiri jamil yang duduk dimeja kerja.

SAENAH : “Kau pernah dengan penuh semangat menceritakan bagaimana novel karya Leon Uris yang berjudul QB VII.Di sana Uris menulis,katamu bahwa seorang manusia harus sadar kemanusiaannya dan berdiri tegak antara batas kegilaan lingkungannya dan kekuatan moral yang seharusnya menjadi pendukungnya.Betapapun kecil kekuatan itu.Di sanalah manusia itu diuji.Ini bukan kuliah.Aku tak menyetujui bila kau bicara soal kalah menang dalam hal ini.Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang.Dialog yang masih kurang”.

27. Jamil move kedepan dekat kursi tamu.

JAMIL : “Aku mungkin mulai menyadari apa benda yang hilang yang kaukatakan tadi.generasi sekarang mengalami kesulitan dalam masalah hubungan.Hubungan antar sesama manusia.Mereka mengalami apa yang disebut kegaguan intelektual.kita makin cemas,kita seakan akan mengalami kemiskinan artikulasi.Disementara sekolah di banyak sekolah malah,mengarang pun bukanlah menjadi pelajaran utama lagi,sementara makin banyak gagasan yang harus diberitahukan ke segala sudut.Pertukaran pikiran makin dibutuhkan”.

28. Saenah move kedepan samping dekat kursi.

SAENAH : “Ya,seperti pertukaran pikiran malam ini.Kita harus yakin akan manfaat pertukaran .Ada gejala dalam masyarakat di mana orang kuat dan berkuasa segan bertukar pikiran.Untuk apa ,kata mereka.Kan aku berkuasa”.

29. Saenah dan jamil mendekat lalu masuk kedalam kamar.

SAENAH : “Aduh,kiranya sudah subuh.Pagi ini anak-anak menunggumu,generasi muda yang sangat membutuhkan kau”.




b. Penciptaan Setting.

c. Penciptaan Property dan Hand Property.

Properti dan hand property di setting desa

Lampu templek Buku-buku

Rokok asbak rokok

Korek kayu balai-balai

Radio transistor tape recorder

Bingkai dan foto kursi dan meja

Property dan hand properti di setting kota

Lemari buffet vas bunga

Gelas bingkai foto

Kursi dan meja kota jarum

Benang

d. Make Up dan Kostum

Dalam pementasan,banyak hal lain yang mendukung pementasan itu sendiri salah satunya adalah make up dan kostum. Unsur ini sangat mendukung sekali dalam pementasan drama realis khususnya. Untuk membedakan tokoh satu dengan tokoh yang lain juga disebabkan karena make up dan kostumnya. Make up diatas panggung lebih sedikit tebal daripada make up di keseharian (bukan pentas, itu semua agar terlihat oleh penonton, dimana jarak antara penonton dan panggung terpisah.

Make up dan kostum jamil (Setting desa)

Make up dan kostum jamil (setting kota)

Make up dan kostum saenah (Setting desa)

Make up dan kostum saenah (setting kota)

e. penciptaan lighting.

TATANAN LAMPU STAGE

GEDUNG PERTUNJUKAN SAWUNGGALING FBS UNESA


f. Penciptaan Musik

Dalam sebuah pementasan teater musik memiliki peranan penting sebagai pembentuk imajinasi penonton. Disini, musikmerupakan unsur penunjang untuk membangun suana dan emosi pemain serta emosi penonton. Dimana penonton akanmerasa masuk kedalam suasana pementasan dengan adanya musik.

Berikut ini merupakan penciptaan musik dalam naskah badai sepanjang malam karya max arifin :

1.Pada openi

2.Terdengar suara seruling dari k ng terdengar efek musik jangkrik dan suara binatang malam yang lain melalui efek laptop. ejauhan.ini memakai alat musik yang namanya recorder

3. Lagu asmaradana yang mempunyai unsur madura, melalui laptop

4. Suara gemuruh yang membangun suasana untuk menuju klimaks

5. Suara musik lirih sebagai unsur untuk masuk ke adegan flasback dari desa ke setting kota.

6.Suara musik romantis sebagai unsur untuk masuk ke adegan perpindahan dari setting kota kedesa.

7. Suara musik yang merdu waktu adegan jamil mulai menyadari kesalahannya.

8. Terdengar suara adzan subuh sebagai tanda kalau malam sudah berganti pagi

Berikut ini merupakan gambar alat-alat musik yang digunakan dalam pementasan naskah badaai sepanjang malam :

recordergendang

gitar

laptop

keyboard

cello

BAB V

PENUTUP

Konsep merupakan rancangan atau perencanaan penggarapan suatu pementasan. Melalui proses dan kesabaran dalam penulisan konsep naskah “ badai sepanjang malam” karya Max Arifin merupakan pembelajaran yang sangat banyak bermanfaat bagi penulis. Dan semoga apa yang telah menjadi proses selama ini merupakan langkah awal untuk mencapai kearah yang lebih baik. Serta semoga bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Meski penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan konsep ini. Penulis sangat berharap kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan pembuat konsep yang selanjutnya. Bebera hal yang terdapat dalam konsep ini merupakan pemikiran dari penulis dan berbagai referensi yang dikemas sehingga tercipta sebuah konsep ini.

Tak lupa ucapkan terima kasih kepada semua pihak (elemen) yang sudah banyak membantu penulis dari berbagai segi, tanpa kalian mungkin konsep ini kurang maksimal meskipun pada akhirnya konsep yang sudah selesai ini masih banyak kekurangan, tetapi kekurangan itu yang memacu penulis untuk lebih ulet lagi baik dari segi latihan ataupun membaca. Demikianlah sekelumit pembahasan tentang penggarapan konsep tersebut. Sekali lagi dengan terselesaikannya konsep ini, sangat diharapkan pula saran serta kritik yang sekiranya membangun bagi kami selaku penulis.

Semoga Allah masih melindungi kita semua, Amin Ya Robbal Alamin

DAFTAR PUSTAKA

J. Waluyo Herman, Prof, Dr; Drama (Teori dan Pengajarannya). PT. Manindita

Graha Widya. Yogyakarta. 2001.

Tambajong Japi; Dasar-dasar Dramaturgi. CV. Pustaka Prima. Bandung. 1981

Harymawan, RMA; Dramaturgi. CV. Rosyda. Bandung.1988.

Yudiaryani, MA Drs; Panggung Teater Dunia. Pustaka Gendho Suli. Yogjakarta.

2002.

Stanilavsky,Dkk ; sistem pelatihan lakon. Arti . Yogyakarta

LAMPIRAN