KESENIAN

SELAMAT DATANG
DI BLOG LooKM4N G4R3NG.
BLOG INI TERLAHIR KARENA KEINGINTAHUAN DAN KEHAUSAN
TENTANG KESENIAN

Selasa, 06 April 2010

Naskah "Nyanyian Angsa"

NYANYIAN ANGSA

Karya : Anton Pavlovic Chekhov

Terjemahan : Teguh Karya

SEBUAH PANGGUNG GEDUNG PERTUNJUKAN SEHABIS PEMENTASAN. WAKTU TENGAH MALAM. TIBA-TIBA MUNCUL SVETNOVIDOV DENGAN PAKAIAN BADUT DARI KAMAR RIAS DENGAN SEDIKIT MABUK

SVET : Salamku selamat malam. Salamku sekali lagi selamat malam apa kabar, aku tertidur di kamar rias. Pertunjukan telah lama berlalu. Semua orang telah meninggalkan gedung ini dan aku dengan tenang mengorok seenaknya. Oh, kau tua bangka, kau anjing tua. Aku kira aku mabuk dan tertidur di kursiku. Kau adalah seorang yang cerdik. Aku tak dapat mengatakan banyak tentang kau, saying. ( BERTERIAK ) Yegorka, Yegorka, setan! Petruska, Petruska. Mereka tertidur, seratus setan dan seorang tukang tenung menggangu mereka. Yegorka, Petruska. Tak ada suara sedikitpun. Hanya gema yang menyahut. Aku beri Yegorka dan Petruska tiga rubel setiap hari untuk mencari aku setiap kali. Segerombolan anjing pasti tak menyuruh mereka keluar malam ini……. Mereka sudah pergi dan aku kira mereka sudah mengunci gedung ini, anak celaka………. ( MEMEGANG KEPALA ) Mabuk. Oh, sebotol anggur dan bir untuk kehormatan kehadiranku, demi Tuhan. Aku pusing dan mulutku terasa seolah-olah kemasukan sebatalion tentara sedang berkemah di dalamnya……….memualkan……. ( DIAM ). Tolol………si tolol telah mabuk dan tak dapat mengatakan apa-apa. Oh, demi Tuhan. Belakangku pegal-pegal dan kepalaku terasa terbelah , seluruh badanku gemetar dan hatiku terasa dingin dan gelap seperti liang kubur………..Jika kau tidak memperhatikan kesehatanmu, setidaknya kau harus merasa kesihan kepada umurmu yang tua. Ivantik tolol…….. ( DIAM ) Usia tua……..Kau boleh mencapai umur itu, dan menempatkan mukamu dengan lancing di dalamnya dan menjadi seorang tolo, tapi yang pasti kau sudah menjalani hidupmu enam puluh delapan tahun lewat dan telah kau pergunakan. Tak ada lagi yang dapat mengembalikan………… Botol ini telah kukosongkan, hanya tinggal beberapa tetes di dalamnya. Tak ada lagi yang tinggal, ya, …….Begitu halnya……. Mau tak mau akhirnya sudah waktunya utnuk menyiapkan kematian, maut sudah tak jauh lagi. ( MELIHAT KE DEPAN ) Aku sudah empat puluh lima tahun di panggung ini dan aku pasti, inilah pertama kali kulihat panggung di malam hari. Ya, untuk pertama kalinya…….. aneh, ( PERGI KE FOOTLIGHT ). Seseorang tak dapat melihat apa-apa kecuali tempat pembisik, baris bangku pertama, tempat musik, selebihnya cuma kegelapan. Rongga gelap yang tak ada batasanya seperti llling kubur yang di dalamnya tersembunyi kematian, alangkah dingin. Ada kekuatan di dalamnya yang mendorong seolah keluar dari cerobong……… Ini adalah tempat yang paling cocok untuk mendapatkan kenangan ;lama. Tak mungkin, terkutuk semuanya. Aku merasa belakangku, belakangku gemetar…………. (BERTERIAK ) Yegorka, Petruska. Dimana kalian, setan-setan. Demi Tuhan, mengapa aku bicara tentang setan-setan. Ah, hentikan aku bicara tentang itu, hentikan aku minum, sudah tua, sudah waktunya untuk mati……… Pada umur enam puluh delapan, kita harus mengunjungi masa pagi, bersiap-siap untuk kematian, tapi kau ……… demi Tuhan, bahasamu kasar, mukamu menggambarkan kemabukan, dan baju gila ini……. Pasti pandangan yang memuakkan. Aku akan cepat-cepat menganti pakaian……….. ini tidak mungkin. Seorang diri mati ketakutan jika harus bermalam di sini ( PERGI KE KAMAR GANTI PAKAIAN SEMENTARA NIKITUSHKA MUNCUL DENGAN BAJU PUTIH DAN BERKERUDUNG KAIN SELIMUT KELUAR DARI KAMAR PAKAIAN )

SVET : ( MELIHAT NIKITUSHKA KAGET MUNDUR KEMBALI ) Siapa kau ? Apa maksudmu, siapa yang kau ingini ( GELISAH ) Siapa kau ?

NIK : Hanya aku.

SVET : Siapa ?

NIK :(PERLAHAN-LAHAN MENGHAMPIRI DENGAN MEMBUKA KERUDUNGNYA LALU MEMAKAI TOPI ) Aku, pembisik Nikita Ivanithc………. Vassilit Vassillithc, aku…….

SVET : ( NAFASNYA MEMBURU DAN GEMETARAN KARENA TAKUT ) Demi Tuhan, siapa kau…….. ( MULAI MENGENALI NIKITUSHKA ) Kau, Nikitushka ? Kau sedang berbuat apa ?

NIK : Aku bermalam di kamar pakaian. Tapi demi kebaikan jangan kau ceritakan pada Alexky Fomitho…….Aku ada lagi bermalam seperti Tuhan juga di atas, aku juga demikian.

SVET : Kau, Nikitushka……….Demi Tuuhan, demi Tuhan. Mereka memanggil akku enam belas kali sebelum layer di buka, mereka menghadiahkan aku tiga karangan bunga dan lagi barang-barang lain…….Mereka semua puas, tapi tak ada seorangpun yang memperdulikan¸membangunkan si tua pemabuk ini dan membawanya pulang……. Aku sudah tua. Nikitushka……….. aku berumur enam puluh delapan…….. Aku sakit-sakitan. Semangatku sudah mulai padam.

NIK : ( TERMANGU DAN MENARUH RESPEK ) Sudah waktunya kau pulang ke rumah Vassilit Vassilitch

SVET : Aku tak akan pergi. Aku tidak punya rumah. Tak punya apa-apa.

NIK : Kawanku, kau lupa dimana kau hidup.

SVET : Aku tak mau pergi ke sana. Aku tak mau. Di sana akku sendiri….. Aku tak punya siapa-siapa, Nikitushka, tak ada kawan, istri, anak…… Aku hanya sendirian seperti angina di tengah-tengah padang gandum……. Aku akan mati, dan di sana tak ada seorangpun yang akan berdoa untuk aku……. Aku begitu takut sendirian. Tak ada seorangpun yang menghibur aku, berbuat sesuatu untuk menaikkan aku ke ranjang jika aku mabuk. Kepunyaan siapa aku, ini? Siapa yang memerlukan? Siapa yang memperdulikan? Seorangpun tak ada yang perduli Nikitushka.

NIK : (TERHARU) Masyarakat mencintai kau, Vassilit Vassilitch.

SVET : Masyarakat sedang tidur di rumahnya. Mereka sudah melupakan aku. Tidak, Tidak ada yang memerlukan aku lagi, tak ada yang perduli. Aku tak punya istri atau anak.

NIK : (SINIS) Ya, ya penderitaan yang menyedihkan untuk dipikir.

SVET : (TERSINGGUNG) Aku seorang laki-laki. Aku hidup. Aku punya darah dalam pembuluhku, bukan air. Aku laki-laki terhormat Nikitushka. Dari keluarga baik-baik. Sebelum aku masuk ke dalam lubang celaka ini, aku jadi tentara, perwira pasukan meriam……… Aku anak muda yang baik, betapa cakap, gagah, kuat dan bersemanggat. Demi Tuhan, apa tujuanku sebenarnya, kemudian aku menjadi pemain sandiwara,Nikitushka. Bukan begitu? (MULAI TURUN EMOSINYA) Tapi kemudian apa yang terjadi. Dimana waktu ini tadi, kemudian teringat semuanya, semuanya llubang gelap ini terbuka selama empat puluh lima tahun dalam hidupku. Hidup dengan segalanya Nikitushka. Sekarang aku melihat di tempat yang gelap ini dan semuanya tampak sampai ke yang sekecil-kecilnya seperti akui melihat mukamu. Gairah kemudaan, semangat, kecintaan perempuan-perempuan. Perempuan-perempuan Nikitushka

NIK : Sudah waktunya kau tidur tuan Vassilit Vassilitch.

SVET : Kataku, aku menjadi pemain muda, ketika akku terbawa oleh antusiasme yang meluap-meluap. Aku ingat seorang perempuan jatuh cinta denganku karena permainanku. Dia cantik, jenjang seperti pohon, muda tak bersalah, murni dan penuh gairanh seperti matahari pagi musim panas. Malam yang segelap-gelapnya takkan than disinari oleh matanya yang biru dan senyumnya yang menjatuhkan. Gelombang air laut memecahkan karang-karang di pantai, tapi batu cadas, gunung es atau bukit salju akan dipecahkan oleh gelombang ikal rambutnya yang hitam pekat. Aku teringat berdiri di mukamu…… dia lebih manis dari itu, dibandingkan dari hari-hari biasa. Dia memandang aku begitu rupa, sehingga aku tak akan bisa melupakannya. Meski kedalam kubur……….. Keramahannya, lemah lembut, kedala, pandangannya, kecemerlangannya, kecemerlangan kemudaannya. Mematahkan hati, bahagia aku berlutut dihadapannya, aku memohon supaya dia membuat aku beruntung. (KECEWA DAN MERENDAHKAN SUARA) dan dia menjawa : tinggalkan panggung, tinggalkan panggung! Dapat kau mengerti? Dia dapat mencintai seorang pemain, tapi menjadi istrinya tidak bakal. Aku ingat hari itu, aku main………sungguh celaka, bagian lawakan……. Ketika memainkannya terasa hatiku terbuka…….. Aku melihat di dalamnya tak ada yang bisa dikatakan seni murni, semuanya pembicaraan liar dan semata-mata kepalsuan, dan aku adalah seorang budak, bermain untuk orang-orang menghilangkan waktu, seorang badut di banyak omong. Aku dapat melihatnya dari kata mata mereka. Ya Nikitushka, mereka mau bertepuk tangan untuk aku, mengumpulkan satu rubel untuk gambarku, tapi aku adalah orang asing bagi mereka, bagi mereka aku terlalu kotor, jalan yang paling terkenal. Untuk menghilangkan kehampaan mereka mau berkenalan dengan aku. Tapi tak ada seorangpun antara mereka yang sudi mengawinkan saudaranya dengan aku atau anaknya dengan aku….. Aku tidak percaya dengan mereka. (DUDUK. PUTUS ASA DIBANGKU) Aku tak percaya pada mereka.

NIK : Kau sudah tidak seperti kau dulu lagi Vassilit Vassilitch. Kau menakutkan aku….. Aku akan mengantar kau pulang, kau orang baik.

SVET : Aku telah melihatnya dengan nyata, dan dengan mahal aku telah membayarnya kenyataan ini Nikitushka. Sesudah soal ini….. setelah gadis itu…..Aku hidup cara apa saja, tidak bertentu, membuang-buang hidupku tanpa melihat kemuka……aku memerankan banyolan-banyolan, ejekan-ejekan. Aku memainkan peranan orang tolol. Aku adalah sisa yang sudah busuk….. Tapi dulu adalah seorang seniman tulen. Aku punya bakat, tapi aku telah mengubur bakatku itu, jadi kasar dan akhirnya aku kehilangan nada dan mendatar……. Lubang gelap ini telah menarik aku, menelan aku mentah-mentah. Aku belum pernah memikirkan sebelumnya, tapi malam ini waktu aku bangun, aku melit ke belakang dan di sana ada umurku enam puluh delapan tahun. Yang dapat kulihat hanya umur tua. Laguku telah dinyanyikan ( TERSENGGUK) Laguku telah dinyanyikan.

NIK : Vassilit Vassilitch. Kawan……tenangkan dirimu. Pandanglah aku.

( BERTERIAK ) Petruska, Yegorka.

SVET :Belum lagi kemampuanku bermain. Kekuatanku. Kau dapat bayangkan gaya bahasa yang aku punyai, perasaanku dan keindahannya, nada yang kupergunakan cukup untuk mempesona seseorang. Dengarkan sahabatku yang tua……. Tunggu, biarkan aku bernafas dalam-dalam…… ini misalnya dari “Boris Gadunov”

Harta Ivan diwariskan padaku karena anaknya

Seperti telah dinyatakan Dimitri dari seberang kubur.

Dan Boris sebagai korbanku telah mengutuk dan menggemparkan orang-orang untuk menentang aku.

Aku Tsarvith. Cukuplah tercoreng malu dimuka perawan tua Polandia sombong.

Boleh juga (GEMBIRA) Tunggu, ini ada sebagian dari “ King Lear “, Kau bayangkan, langit hitam, guntur, kilat bersahut-sahutan…….. zzzzz………

Memenuhi seluruh jagat lalu;

Bertiup segala angina

Hembuskan kekuatanku kejar, lari

Dan kau air terjun, badai

Tuangkan segalanya.

Sampai kau basahkan

Menara punya kami

Menenggelamkan segala burung jantan

Wahai gunung belerang

Dan tiang segala api

Gegarlah membelah

Menghapuskan kepalaku yang putih

Bersama segala guntur

Dan kau bermusuhan gempita

Lemparkan luluhkan keakraban hidup

Patahkan segala wujud alam

Dan tumpahkan segala hama penyakit

Hingga tak lagi kebesaran manusia

(TAK SABAR) Cepat lanjutnya (MEMUKUL-MUKUL KAKI) Lekas dengan kata-kata si dunggu berikutnya. Aku tak dapat menunggu.

NIK : (MEMAINKAN PERANAN SI DUNGU) Oh, Tuan, air suci keratin dirumah yang panas lebih baik dari air hujan di luar pintu.

Tuanda beri aku masuk

Dan kupohonkan kemesraan putrid-putrimu

Di luar malam tidak beri pertolongan

Pada si tua budiman atau si dungu

SVET : Bunyikan lagi gelembungmu

Cetuskan api, tungkan hujan

Putri-putrimu adalah angina

Hujan, taufan dan api

Aku tak kan menuntut kau

Kau segala anasir tanpa keramahan

Tak akan kuserahkan kerajaan

Tangis segala anak cucumu (TERTAWA GEMBIRA)

Menakjubkan! Bakat. Seorqng seniman lebih lagi dari itu……. Lebih dari masa mudaku…… mari kita teruskan. ( TERTAWA BAHAGIA ) Hamlet! Mari kita mulai……… peran apa harus kita mainkan? Ah, aku tahu.

Oh, si pencacat

Biar aku bertemu dengan mereka (KEPADA NIK)

Apa yang dipersoalkan lagi

Jika kau hendak mendorong aku kekecelakaan.

NIK : Oh, Tuanda, jika kewajibanku terlalu lancang

karena itu cintaku tak kenal adat.

SVET : Aku tak mengerti, mau kau mainkan suling ini?

NIK : Tuanda. Hamba tak dapat.

SVET : Aku mohon padamu

NIK : Percayalah, hamba tak dapat.

SVET : Aku pinta dengan hormat

NIK : Hamba tak pandai memainkannya sedikitpun Tuanda

SVET : Mudah sekali, seperti halnya berdusta. Kuasai lubang-lubang itu dengan jari dan jempolmu. Hembuskan nafas dengan mulutmu. Dia akan membunyikan musik indah dengan fasifnya.

NIK : Hamba tak punya keahlian untuk itu

SVET : Mengapa?

Lihat dirimu sekarang

Betapa kau membuat aku barang tak berguna!

Kau tak mau bermain untuk aku

Seolah-olah tak mengerti kepedihanku

Kau mau merenggutkan

Hati penderitaanku.

Apakah kau kira aku lebih mudah

Dipermainkan daripada suling

Kau dapat menghisap darahku

Tapi kau tak dapat mempermainkan aku (TERTAWA DAN BERTERIAK GEMBIRA) Sukses, sukses, sukses. Dimana sekarang setan kuburan? Dan kini tak ada usia tua, semua bohong dan omong kosong. Kurasakan semua mengalir melalui darahku, kemudaan, kesegaran, hidup! Dimana ada bakat, Nikitushka. Tak ada usia tua. Aku dapat mengatasinya. Telah kita gulingkan. Tunggu sebentar. Biar aku ingat diriku dulu (MENGHELA NAFAS) Demi Tuhan, demi Tuhan. Dengarkan, betapa merdu dan khidmat musik agung….. Diam.

Malam selatan betapa senyap

Di langit hitam bertaburan

Bintang-bintang bertebaran

Alam menyilahkan selamat tidur dengan ramah

Dan kesegaran teklah jatuh bertiup daun-daun perak (TERDENGAR SUARA BENDA DIBANTING) Apa itu?

NIK : Pasti Petruska dan Yegorka. Menakjubkan Vassilit Vassilitch. Sungguh!

SVET : (BERTERIAK KE ARAH PINTU) Jalan sial pahlawanku! (KEPADA NIKITUSHKA) Kita pergi dari sini dan berganti pakaian ……. Tak ada yang lebih buruk dari masa tua, segalanya omong kosong. Terdesak……. (TERTAWA DAN MENANGIS) Mengapa kau. Menanggis. Kawanku yang malang, apa yang kau bengongkan? Ah……… Tak bisa menolong apa-apa. Tak bisa sama sekali, mari kawanku, jangan menangis begitu. Mengapa! Ayo, mari (DIA MENANGIS) Kita tak usah menangis……. Dimana bakat ada tak ada usia tua atau kesepian atau penyakit, malah kematian telah kita renggutkan separo dari kuasanya…………. (MENGHAPUS AIRMATA) Ya Nikitushka lagu kita telah dimainkan…….. Benar-benar berbakat. Kita isi peran jeruk. Si penyakitan yang paling celaka, kuku yang sudah busuk, dan adalah tikus panggung yang sudah tua, seorang pembisik…….. Mari kita pergi. Aku tak punya bakat, di sandiwara-sandiwara berat. Kau hanya sosok jadi karung beras, dan pengemis buta yang papa, Nikitushka.

NIK : Selamat tinggal ketenangan jiwa

Selamat tinggal kepuasan

Selamat tinggal busa-busa kesakitan

Dan kebesaran perang

Dia membuat niat-niat kebaikan

Oh, selamat tinggal

Selamat tinggal ringkik kuda perang

Kau bagai tersayat

Gairah bunyi tambur

Suling yang memekikkan

Panji kerajaan dan segala keahlian

Kebangaan, anjing peran

Dan suasana kebesaran bertempur

SVET : Mengagumkan. Mengagumkan! Atau kau ambil ini :

Minggir, bukakan jalan

Dan jangan menoleh ke belakang

Aku terbang meninggalkan tempat ini menjelajah dunia

Mencari tempat pergantian

Untuk hati yang hancur

Seorang pelatih, seorang pelatih, aku ingin seorang pelatih. (PERGI DENGAN DIIKUTI NIKITUSHKA)

DIKETIK ULANG OLEH HERU SUBAGIYO

YOGYAKARTA SEPTEMBER 2003

0 komentar: